JOGJA AWARE SOCIETY MEETING - 1 MAY 2016

Hari ini Jogja Aware Society membahas rumah impian di masa mendatang. Beberapa dari kami memilih untuk tinggal di Indonesia, tapi banyak dari kami yang ingin tinggal di negara lain. Bagaimana detailnya? Yuk kita simak.

Satrio : Satrio ingin melanjutkan studi dan berencana mempunyai apartemen di Singapura. Satrio adalah mahasiswa perhotelan di Stipram, dan mimpinya ini sangat mungkin terwujud mengingat profesinya ke depan lebih mengarah ke dunia internasional.
Fatwa : Fatwa berambisi untuk menjadi seorang pengusaha. Fatwa adalah mahasiswa jurusan bisnis dan manajemen di UAJY. Dia ingin membuka bisnis martabak premium di Amerika atau negara western lain dengan partnernya. Mengapa martabak? karena manis merupakan rasa universal, jadi peluang bisnis kuliner ini terbuka lebar.

Fajri : Fajri, seorang mahasiswa Farmasi UII yang berencana untuk membangun rumah di Swedia. Swedia menjadi pilihannya karena lingkungan yang sangat nyaman untuk ditempati. Untuk mewujudkan rencana itu, Fajri memanfaatkan aplikasi CouchSurfing.
Diesta : Untuk rumah masa depan, kota wisata Batu menjadi pilihan mahasiswa Fakultas Pertanian UGM ini. Tetapi, Diesta juga ingin mempunyai hunian di Selandia Baru. Ide gila juga diungkapkan Diesta, ia ingin mempunyai summer house di Kutub Utara. Beku!
Dita : Mahasiswa jurusan Ilmu Tanah asal Pekalongan ini memilih Jogja sebagai daerah di mana ia akan membangun rumah di masa depan. Tetapi negara lain seperti Jepang juga menjadi pertimbangannya karena Dita pernah tinggal di Jepang selama beberapa waktu dalam sebuah acara pertukaran.
Gisel : Gisel berkata ia akan tetap tinggal di kampung halamannya, Banjarnegara, karena atmosfir dan lingkungan di Banjarnegara adalah yang terbaik menurutnya. Mahasiswi Stipram ini juga tidak menutup kemungkinan untuk mengikuti Diesta tinggal di Kutub Utara. Banjarnegara mirip Kutub Utara lah ya..

Kiki : Kiki memilih Jogja sebagai tempat untuk tinggal di masa mendatang karena ia berasal dari kota ini. Alumni Pendidikan Bahasa Inggris UII ini juga Perth, Australia juga tempat yang asyik untuk tinggal. Kiki pernah tinggal di Perth selama 4,5 tahun, jadi ia cukup mengetahui situasi dan kondisi di sana.
Abi : Abi akan kembali ke kampung halamannya di Bandar Lampung untuk membuat rumah di masa mendatang. Alumni Pendidikan Bahasa Inggris ini memilih Bandar Lampung karena kota tersebut dirasa tempat yang paling cocok untuk hidup. Ia juga berencana memanfaatkan masa mudanya untuk mengunjungi tempat-tempat lain di dunia dan mengenal budaya lain agar bisa beradaptasi dengan mudah dengan orang baru.

Deny : Alumni jurusan IT UII ini menentukan kota lain selain kampung halamannya di Kalimantan Barat sebagai tempat untuk membangun rumah di masa mendatang. Deny yang pernah tinggal di Thailand ini juga melihat kesempatan kota-kota lain di Eropa untuk ditinggali.
Firman : Pria asal kota Bandung ini memilih Jakarta atau daerah sekitarnya sebagai tempat dimana ia akan hidup nantinya. Firman sangat menyukai produktivitas yang dimiliki oleh penduduk kota metropolitan. Tak heran, mahasiswa Fisipol UGM ini juga bermimpi ingin tinggal di New York atau New Jersey, Amerika Serikat.
Vino : Host pekan ini juga memilih Jakarta karena ia berasal dari kota tersebut. Dokter muda ini juga memiliki rencana untuk membangun rumah sakit di kampung halaman ayahnya di kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tetapi jika harus memilih, Kanada lah negara yang akan ia tempati untuk hidup.


Seru ya percakapan kami?! Jangan lupa untuk ikutan di pertemuan pekan depan ya manteman. See you!

0 komentar:

Post a Comment

 
;