0 komentar

KRITISISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL




Pasal 1 :
Pada pasal 1 ayat (1) perlu ditambahkan kata “kemandirian” yang akan dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran, karena pada hakikatnya kemandirian merupakan modal besar yang harus dimiliki setiap manusia.
Pada pasal 1 ayat (14), tidak ada kejelasan apakah PAUD merupakan jalur pendidikan formal atau non formal.
Pasal 2 :
Cukup jelas.
Pasal 3 :
Kurang sesuainya kata “sehat” dalam konteks tujuan pendidikan nasional, karena kesehatan didapat bukan dari proses pembelajaran. Karena kata “sehat” bersifat sangat universal, jadi kurang tepat apabila ditempatkan dalam salah satu tujuan pendidikan nasional. Kalau pun akan ditempatkan, seharusnya dicari kata yang lebih spesifik tentang sehat itu sendiri.
Pasal 4 :
Pada ayat (4) tidak disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan untuk memberikan ilmu pengetahuan, karena menurut saya pada dasarnya dalam setiap proses pendidikan baik formal maupun non formal yang kita butuhkan sebagai peserta didik adalah ilmu pengetahuan.
Pasal 5 :
Pada ayat (4) disebutkan bahwa warga negara yang mempunyai kecerdasan istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, tetapi pada realitas kita tidak menemukan jalur pendidikan apapun yang diperuntukkan bagi warga Negara dengan kecerdasan istimewa tersebut.
Pasal 6 :
Pada ayat (1) disebutkan batasan minimal untuk mengikuti pendidikan dasar yaitu tujuh tahun, tetapi pada implementasinya di masyarakat kita bisa melihat bahwa banyak anak yang kurang dari tujuh tahun telah menempuh pendidikan dasar dan hal itu diperbolehkan.
Pasal 7 :
Pada ayat (2) disebutkan bahwa orangtua dari anak usia wajib belajar berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Terdapat kata wajib pada ayat itu, sedangkan pada kenyataannya hal itu tidak dapat terpenuhi karena masih banyak orangtua, terutama di daerah terpencil yang buta huruf.
Pasal 8 :
Di pasal ini tidak disebutkan bahwa jalur pendidikan apa yang berhak dievaluasi oleh masyarakat dan ruang lingkup masyarakatnya, padahal itu poin penting. Karena apabila masyarakat luas berhak mengevaluasi pendidikan formal, apa gunanya komite pendidikan formal itu sendiri?
Pasal 9 :
Dalam pasal ini tidak disebutkan sumber daya jenis apa yang wajib masyarakat berikan.
Pasal 10 :
Dalam pasal ini pemerintah hanya berhak mengawasi, membimbing, membantu dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan, bukan berkewajiban. Seharusnya itu merupakan kewajiban pemerintah, karena jika tidak, pendidikan tersebut akan tanpa arah dan tidak teratur.
Pasal 11 :
Kurang dijelaskan tentang konteks kata “kemudahan” seperti apa yang wajib Pemerintah dan pemerintah daerah berikan pada ayat (1) pasal ini.
Pasal 12 :
Pada pasal 12 ayat (2) poin b disebutkan bahwa setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan. Bukankah yang seharusnya berkewajiban tentang hal itu adalah orangtua dari peserta didik tersebut?
Pasal 13 :
Pada ayat (1) masih kurang jelas “memperkaya” dalam hal apa jalur pendidikan tersebut.
Pasal 14, 15, dan 16 :
Cukup jelas.
Pasal 17 :
Pada ayat (1) hanya dijelaskan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, tanpa dijelaskan apakah jalur pendidikan itu formal/non formal/informal.
Pasal 18 :
Pada ayat (1) hanya dijelaskan bahwa pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar , tanpa dijelaskan apakah jalur pendidikan itu formal/non formal/informal.
Pasal 19 dan 20 :
Seharusnya kedua pasal ini digabung, karena pada intinya sesuatu yang dijelaskan sama seperti pasal 17 dan 18.
Pasal 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27 :
Cukup jelas.
Pasal 28 :
Pada pasal 26 ayat (3) telah disebutkan bahwa PAUD merupakan pendidikan non formal, tapi pada pasal 18 ayat (2) disebutkan bahwa PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur formal dan informal. Tidak konsisten.
Pasal 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 :
Cukup jelas.
Pasal 36 :
Pada pasal 36 ayat (3) poin j disebutkan bahwa salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kurikulum adalah persatuan nasional. Persatuan nasional seperti apa yang dimaksud dalam hal ini? Belum ada kejelasan dan hal ini sulit dipahami karena logikanya dalam menyusun suatu kurikulum, persatuan nasional bukan sesuatu yang perlu diperhatikan. Pernyataan ini bersifat absurd.
Pasal 37 dan 38 :
Cukup jelas.
Pasal 39 :
Pada ayat (2) disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Tetapi pada kenyataannya di lapangan banyak ditemukan bahwa pendidik terutama di jalur pendidikan formal masih tidak profesional, baik dalam tingkat pendidikan mereka sendiri, ketidaksesuaian ilmu yang didapatkan pada saat mereka menempuh pendidikan tinggi (latar belakang pendidikan) dengan yang diajarkan ke peserta didik, tidak sesuai dalam pengelolaan suasana belajar mengajar yang aktif, interaktif dan kondusif serta hal lainnya yang tidak profesional.
Pasal 40 :
Pada ayat (1) ditegaskan bahwa tenaga pendidik berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai. Tetapi seperti yang dapat kita lihat bahwa tenaga pendidik jalur formal terutama yang berstatus honorer masih belum mendapatkan perhatian sama sekali dalam hal jaminan kesejahteraan. Dalam banyak kasus, penghasilan mereka dianggarkan dari iuran pendidik yang bestatus PNS atau melalui penyisihan dana bantuan operasional sekolah (terutama pada jenjang pendidikan dasar). Hal ini tidak relevan dengan bunyi ayat (1) tersebut, karena bagaimanapun juga honorer merupakan pendidik dan mempunyai andil yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Pasal 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, dan 48 :
Cukup jelas.
Pasal 49 :
Kelemahan pasal ini adalah tidak dicantumkannya pengalokasian gaji tenaga kependidikan non guru/ dosen (contoh : pustakawan, tata usaha, dll) yang diangkat oleh Pemerintah, sedangkan pada ayat (2) pengalokasian gaji guru dan dosen telah dicantumkan.
Pasal 50 :
Pada pasal 50 ayat (1) dijelaskan bahwa pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab menteri. Menteri dalam bidang apa tidak disebutkan dalam ayat ini, apakah hanya Menteri Pendidikan Nasional atau bersama menteri menteri lain yang masih ada keterkaitan dengan pendidikan.
Pasal 51, 52, 53, 54, dan 55 :
Cukup jelas.
Pasal 56 :
Pada pasal 56 ayat (2) disebutkan beberapa peran dewan pendidikan. Tetapi ada satu peran yang menurut saya terlewatkan, yaitu sebagai penilai suatu institusi pendidikan. Penilik sekolah merupakan bagian dari Dinas Pendidikan yang merupakan Dewan Pendidikan yang memiliki peran sebagai pengawas dan penilai.
Pasal 57 :
Pada pasal 57 ayat (2) disebutkan beberapa objek evaluasi pendidikan. Menurut saya, selain beberapa objek evaluasi yang telah disebutkan, tenaga pendidik juga perlu dievaluasi karena mereka juga terlibat dalam proses pendidikan dan mempunyai peran penting terhadap pendidikan ke depannya.
Pasal 58, 59, 60, dan 61 :
Cukup jelas
Pasal 62 :
Sehubungan dengan ayat (2) tentang syarat-syarat memperoleh izin pendirian satuan pendidikan, saya ingin berkomentar bahwa kredibilitas Pemerintah dan/atau pemerintah daerah masih sangat rendah karena banyak kita jumpai satuan pendidikan di masyarakat yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut. Sebagai contoh saya menemukan ada satuan pendidikan formal baru di suatu masyarakat yang tenaga pendidiknya hanya berijazah SMP bahkan SD. Hal tersebut tentunya sangat kontradiktif dengan syarat pendirian satuan pendidikan yang berkenaan dengan kualifikasi pendidik.
Pasal 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, dan 72 :
Cukup jelas
Pasal 73 :
Banyak ditemui satuan pendidikan formal yang tetap mendapat izin beroperasi setelah melewati batas maksimal waktu pemberian izin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah seperti tercantum dalam pasal ini.
Pasal 74, 75, 76, dan 77 :
Cukup jelas
0 komentar

A GOOD LEADER (descriptive)


A good leader is someone who has to be good in two things, they are appearance and characteristic. Those things have to be balanced.
First, the appearance things that have to be completed by him/her are good looking, tidy, polite in clothing, clean, fragrant, and simple.
Second, a good leader has to have some characteristics. He has to be responsible, because all of things that happen under his control, and if there’s a problem he/she has an obligation to solve it. He has to be honest in everything, for example when he/she get some information, he/she should tell the truth to his/her members of the group. Beside that, smart thinking of a leader influences the group. If the leader is smart, that group will develop quickly. Sometimes, he/she gets some problems which very hard to be solved. Because of that, a good leader must be fair and patient. In some conditions, such as a formal event, he/she has to be polite and down to earth to respect the others
0 komentar

STATE UNIVERSITY OF YOGYAKARTA


State University of Yogyakarta (UNY) is located on Colombo street, Sleman, Yogyakarta. It's between Wisma MM UGM and Gejayan street. UNY is divided into seven faculties. They are Faculty of Sport Science and Faculty of Languages and Arts in the West, Faculty of Education and Faculty of Social in the East, Faculty of Mathematic and Science in the South, Faculty of Engineering in the North, and also Faculty of Economic in the Middle. There are the other buildings, they are Auditorium UNY, Rectorate, GOR UNY, Magisterial Program Lecture Building, Library, Student Center,UNY HOtel, Football Field, Garden cafe, Tennis Hall, UNY Mosque, Museum Pendidikan Indonesia, etc. MOst of the Lecture Buildings in UNY are coloured in soft orange and yellow. UNY environment is still fresh. There are many green trees and beautiful flowers. Because of that reason UNY is often called as the green campus. :)
0 komentar

ACRONYM


An acronym is a word formed from the first letters of the words that make up name of something, as " radar" from "radio detecting and ranging". While an abbreviation is commonly read letter by letter as "AIDS", Acquired Immune Deficiency Syndrome, an acronym is read as word. Acronym are intended to facilitate communication and quick understanding. In this modern world, they are too important for anyone to ignore.
There are many acronyms around us. Many more new acronyms are being created everyday. Many people must have heard the name "ADIDAS". But how many of you would know that this term represents "All Day I Dream of Sports"?
Other acronyms that we often hear in daily conversation such as : "LOL" from "Laughing Out Loud", "IDK" from "I Don't Know", and so on.
0 komentar

ANGKRINGAN


Angkringan is the Javanese name of a cart which sells many kinds of food and drink. It is usually located at pavement in Central Java and Yogyakarta. Angkringan cart which is covered by plastic can load about 8 buyers. Angkringan usually starts to operate in the evening. It uses traditional lighting called “senthir”.
The kinds of food which are sold in Angkringan are various; such as nasi kucing (small bundle of rice), gorengan (fried banana, fried tofu, etc.), baked shell satay, crispy chips, and so on. And the drinks are tea, coffee, milk, and ginger drink. Those are sold in low price.
Although the foods and drinks are cheap, Angkringan buyers come from various backgrounds; officer, university student, artist, even from executive class. The communication between seller and buyers seem very close.
0 komentar

EVERYBODY IS A LEADER


Many people hope that they will be leaders. But, most of them don’t be aware that actually they are leaders of themselves. Every action in their life is controlled by them. While a student be the class president, that means he/she is a leader. Elementary school teacher is a leader of his/her pupils. A mother is also a leader of her children. Almost everyone is a leader in each environment, it doesn’t matter how many people in that environment, although he/she has only one follower, he/she still can be called a leader. There isn’t any awareness that everyone is a leader. It often causes a person doesn’t want to develop his/her leadership. Everyone has same opportunities to develop it. If we develop it, we will have a more meaningful life. Let’s develop our leadership and be the true leader!
1 komentar

Aksi Balik Badan Mengundang Kecewa

Display UKM kali ini sarat dengan sikap kurang sopan yang ditunjukkan beberapa fakultas.



Seorang panitia ospek FISE sedang menyuruh mabanya untuk berbalik badan.


Display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dilakukan di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (3/8) . UKM Keluarga Mahasiswa Seni Tradisional (Kamasetra), Unit Studi Sastra dan Teater (Unstrat), Marching Band Citra Derap Bahana (MB CDB) serta Seni Rupa dan Fotografi (Serufo) merasa kecewa dengan aksi lima fakultas. Fakultas tersebut antara lain, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Mereka serentak balik badan ketika UKM-UKM tersebut tampil.

Selain itu, fakultas yang disebut di atas juga meneriakkan “astaghfirullah” ketika mereka tampil. Ditutup dengan ucapan “alhamdulillah” ketika pemapilan selesai.

Kekecewaan ini diungkapkan oleh Ketua Serufo, Wulan. “ Ya kalau teriakannya karena yel-yel fakultasnya, aku pikir tidak apa-apa. Berarti mereka semangat. Tapi kalau teriak-teriaknya karena nggak ngeh sama yang lagi tampil ya, gimana gitu rasanya,”ujar Wulan.

Aksi UKM yang tidak dihargai

Di awal penampilannya, Kamasetra langsung disambut dengan seruan astagfirullah oleh maba Fakultas Teknik. Kemudian dilanjutkan dengan seruan alhamdulilah saat Kamasetra selesai tampil. Hal ini terjadi karena Kamasetra menampilkan tarian dengan menggunakan busana berkemben.

Aksi tak sopan berlanjut pada penampilan Unstrat. Belum lama UKM ini tampil, maba Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) serta Fakultas Teknik (FT) langsung membalikkan badan sampai penampilan selesai. Hampir sama dengan Kamasetra dan Unstrat, ketika Marching Band CDB serta Serufo sedang tampil, kelima fakultas ini menghujani mereka dengan yel-yel dari fakultasnya. Hal ini mengakibatkan suasana menjadi tidak kondusif dan berkurangnya perhatian atas acara yang tengah berlangsung.

Tarian dan kostum yang dikenakan menjadi alasannya. Taat Setya Budi, koordinator Ospek FISE mengungkapkan bahwa aksi balik badan yang dilakukan di fakultasnya karena penampilan Unstrat dirasa kurang tepat ditampilkan pada bulan Ramadhan. “Tadi itu kami hanya merasa bahwa apa yang ditampilkan teman-teman Unstrat kurang pantas saja. Kita kan lagi puasa jadi harus dibatasi ekspresinya. Saya pikir hanya tidak sesuai dengan waktunya saja. Apalagi dengan pakaian-pakaian terbuka seperti tadi”.

Jika dilihat secara utuh pasti akan ada makna pada pertunjukannya. Seperti pada penampilan Unstrat yang mempunyai makna menjaga alam. “Sebenarnya dalam pementasan itu Unstrat ingin menyampaikan bahwa orang primitif bisa menjaga alam, seharusnya orang modern pun bisa,” kata Taufik, ketua departemen produksi Unstrat yang ditemui di sekretariat Unstrat.

Arahan dari pemandu.

“Kami disuruh sama panitia. Pemandu sih tidak bilang tapi saya dengar dari teman-teman ada yang memerankan banci waktu itu . Saya bingung juga mbak. Padahal tampilnya keren, seru,” komentar Ega, maba IKORA, mengenai penampilan unstrat.

“Ya, nurut saja sama panitia. Jadi kalau panitia menyuruh apa, ya kita ikuti. Tidak ada perjanjian dengan panitia untuk aksi berbalik badan di GOR,” kata Titik, maba FMIPA.

Menanggapi hal tersebut, Imaroh koordinator acara Ospek FMIPA mengatakan bahwa aksi balik badan karena mengikuti fakultas lain. “Berawal dari fakultas yang lain karena menilai ada atraksi yang kurang pantas jadi tidak sesuai dengan tema ospek yang berkarakter. FMIPA sendiri kan temanya membentuk karakter yang bertakwa. Tidak ada aturan tertulis sebelumnya, tapi melihat teman-teman dari fakultas lain, jadi sadar kalau penampilan Unstrat tadi kurang pantas dilihat, karena pakaiannya”.

Sementara itu koordinator fakultas Ospek Ilmu Keolahragaan, Kaharudin, mengaku juga tidak ada koordinasi dengan pemandu. “Saya nggak tahu masalahnya saya mobile dari gor ke fakultas. Kalau kejadian tadi sebenarnya improve di lapangan tidak dikonsep sebelumnya,” kata Kaharudin.

Menimbulkan Kekecewaan

“Kalau saya yang jelas, merasa mereka punya sudut pandang lain, tidak bisa menghargai dan mereka yang tidak mengerti seni. Jika Unstrat disuruh pentas pake koko, maka bukan Unstrat lagi tapi UKKI,” tutur Taufik. Taufik juga menyesalkan kenapa harus ada perintah yang tidak patut diberikan kepada maba. Tetapi dia juga mengerti dengan keadaan maba yang tidak mampu menolak perintah seniornya.

Seperti yang dikatakan oleh Wulan, ketua UKM Serufo bahwa setiap UKM mempunyai ciri khas sendiri. Tidak bisa semua dipukul rata. Dengan display, maba akan mengenal UKM yang ada di UNY. Sehingga mengenal keberagaman UKM yang ada di UNY.

Kekecewaan yang berbeda juga dirasakan oleh maba karena aksinya kemarin disuruh oleh pemandu. Seperti yang diungkapkan oleh Danu, maba Akuntansi, yang mengatakan kalau aksinya kemarin karena disuruh pemandu gugusnya. “Kita disuruh panitia, khususnya pemandu gugus saya. Saya tidak tahu kenapa harus balik badan. Masa bilangnya kalau nggak balik badan, puasanya batal,” ujar Danu saat ditemui waktu istirahat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Rosa, maba Tata Boga FT. Ia berujar bahwa mereka ikut berbalik badan karena disuruh oleh pemandunya. “Kata pemandunya biar nggak ngantuk, tapi saya juga nggak paham. Ikut-ikutan saja”, ujarnya seraya berjalan kembali ke dalam gor.

Pertemuan terbuka UKM dengan koordinator fakultas

Malamnya, bertempat di Gedung Student and Multicultural (SC) lantai 3 diadakan pertemuan terbuka antara UKM dengan koordinator ospek masing-masing fakultas. Fakultas yang hadir yang hadir antara lain FISE, FIK, FIP dan FT tetapi koordinator FMIPA tidak hadir dalam pertemuan tersebut..

Forum Komunikasi (FK) UKM merasa tersinggung atasa sikap 5 fakultas tersebut. Dalam pertemuan ini, Taat Setya Budi sempat menawarkan solusi dengan memberikan waktu untuk display di FISE. Tetapi usul ini ditolak oleh Iwan dari Kamasetra karena dia beranggapan bahwa display ulang di FISE tidak akan merubah keadaan. “Dengan memberikan waktu untuk display tidak akan merubah keadaan. Nama UKM telah jelek sebelumnya,” kata Iwan.

Ada tiga keputusan yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut, yaitu permintaan maaf secara lesan dan tulisan dari panitia ospek yang bersangkutan, mengadakan pentas untuk UKM yang bersangkutan dan diadakan kunjungan ke UKM-UKM untuk maba. (Ferlynda Putri . S)


laporan oleh Ratih, Odi, Dwi


source : ekspresionline.com
0 komentar

Psikologi


1. Manusia dalam Pandangan Filsuf Barat
Konsep pemikiran Marx adalah mengembalikan kita (: qua manusia) adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui, mendefinisikan manusia sebagai manusia, bukan hanya secara biologis, anatomis dan pisik tetapi juga secara psikologis. Berakar dari pemikiran Hegel dengan konsep produktifitasnya dalam efek pasif (hasrat) dan efek aktif (aksi), pemikiran Marx berkembang pada berbagai macam keobyektifitas, dari perilaku mencipta diri dalam kebebasan dan kemerdekaan yang memposisikan keberpihakan Marx pada pemberantasan kemiskinan dan menentang sifat konsumtif sebagai tujuan tertinggi, individualitas perempuan, buruh, dan berbagai kritik Marx tentang kapitalisme.

Menurut saya, pemikiran Marx tentang manusia itu cukup rasional. Karena manusia memang tidak dapat dilihat dari salah satu sisinya saja, tapi secara keseluruhan meliputi biologis, anatomis , pisik dan psikologis. Dengan keseluruhan sisi tersebut, manusia dapat memenuhi konsep produktifitasnya dalam efek pasif (hasrat) dan efek aktif (aksi).

2. Perbandingan Pemikiran Filsuf Barat (Karl Heinrich Marx) dengan Al-Qur’an mengenai Konsep Manusia

Al-Quran banyak memberi gambaran tentang manusia antara lain sebagai berikut: Manusia diciptakan dengan bentuk fisik yang sangat baik (S.95:4), dengan rupa yang seindah-indahnya (S.64:3) dan dilengkapi dengan organ yang instimewa seperti pancaindra dan hati (S.16:78), agar manusia bersyukur kepada Allah yang belah memberi banyak keindahan dan kesempurnaan. Manusia pun diberi kemampuan berfikir untuk memahami alam semesta (S.13:3) dan dirinya sendiri (S.30:20-21) sebagai ciptaan Allah untuk kemudian meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT,. Manusia mempunyai akal untuk memahami tanda-tanda keagungan Allah, Kalbu untuk mendapatkan cahaya yang tertinggi (S.89:27-30) dan ruh yang kepadanya Allah SWT mengambil kesaksian manusia mengenai keesaan ilahi (S.7:72-74). Bahkan kepadanya agama sebagai tuntunan agar hidupnya selamat dunia dan akherat. ( Bastaman,1995:55).

Pemikiran Karl Marx dengan Al-Qur’an mengenai konsep manusia, menurut saya jika dibandingkan tidaklah terlalu bertentangan karena pemikiran filsuf barat tersebut dengan Al-Qur’an sama, yaitu memandang manusia tidak hanya dari satu sisi saja. Manusia diciptakan sempurna baik secara biologis, anatomis, fisik, dan psikologis untuk dapat memenuhi kebutuhan di dunia. Hanya satu, pemikiran Karl Marx tidak sempurna karena ia hanya melihat dari kehidupan dunia saja, sedangkan Al-Qur’an mengatur kehidupan manusia baik dari kehidupan dunia maupun akhirat.
3 komentar

TES IQ DAN EQ SEBAGAI CONTOH PELAYANAN PSIKOLOGI


SAPTA ABIMANYU



Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan paper ini. Paper ini saya buat sebagai syarat untuk melengkapi nilai semester satu.
Paper ini berisi tentang Tes IQ dan EQ anak TK sebagai salah satu pelayanan psikologi di masyarakat. Paper ini mengupas tentang pengertian IQ dan EQ, manfaat tes, klasifikasi nilai tes, alat tes dan penggunaanya, serta bagaimana sesungguhnya manfaat hasil tes itu sendiri.
Semoga paper ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya bagi yang memerlukan.
Wassalamualaikum wr.wb

Bandarlampung, Februari 2011


(Penyusun)



Pengertian Tes IQ
IQ adalah sebuah singkatan yang kepanjangannya adalah Intelegensi Qaution dalam bahasa Indonesia sering disebut angaka kecerdasan seseorang. Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan manusia secara umum (dalam hal pada umumnya).Hasilnya adalah berupa angka/score.

Manfaat Tes IQ
• Dapat mengetahui kecerdasan yang dimiliki
• Dapat melihat sejauh mana potensi bisa dikembangkan secara maksimal.
• Untuk mengkreasikan antara tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang dicapai (jika IQ tinggi harusnya prestasi belajar juga tinggi)
• Untuk mendeteksi kesulitan belajar disebabkan karena faktor kemampuan ataukah faktor yang lain seperti kemalasan, dll.
• Untuk pertimbangan dalam memilih jenjang pendek/panjang.

Klasifikasi Nilai Hasil Tes IQ
Untuk tes IQ score yang dihasilkan berkisar 70 – 169. Dengan penerjemahan sebagai berikut :
• 140 – 169 : Very superior (sangat pandai)
• 120 – 139 : Superior (pandai)
• 110 – 119 : High Average (diatas rata-rata)
• 90 – 109 : Average (rata-rata)
• 80 – 89 : Low average (dibawah rata-rata)
• 70 – 79 : Barderline (lambat belajar)
Alat Tes dan Penggunaannya
Tes untuk balita, umumnya berupa puzle atau permainan balok-balok dan juga
mengenal benda (gambar benda). Bisa juga anak diminta menggambar orang (tapi
ini untuk anak usia pra-sekolah / 4-5 tahun).
Pada anak balita, untuk sementara ini tidak bisa dites dalam hal minat atau
bakatnya. Namun memang bisa diukur kecerdasannya. Persoalannya, kecerdasan
anak balita masih berkembang. Faktor internal berupa genetik/keturunan,
gizi, dan lingkungan. Faktor pola asuh orangtua kepada anaknya juga
menentukan kecerdasan anak.
Mengukur kecerdasan, secara teori, ditentukan oleh banyak faktor. Misalnya,
kemampuan berbahasa, kemampuan menghitung, daya ingat, kemampuan nalar,
persepsi ruang, dan lain-lainnya. Pada anak balita, kemampuan bahasa masih
akan berkembang, kemampuan hitungnya juga masih terbatas karena berhitung
baru diajarkan lebih mendalam di sekolah dasar.
Umumnya, seorang balita dianggap normal jika perkembangan kemampuannya
adalah sesuai dengan ukuran normal. Misalnya bisa berjalan pada usia
tertentu, demikian juga waktu mulai bicara, dll.
Ada hal yang juga penting, yaitu faktor kematangan sosial anak.
Prinsip penghitungan IQ adalah umur mental dibagi dengan umurnya yang
sesungguhnya, kemudian dikali seratus. Umur mental adalah patokan dari
kemampuan orang lain. Misalnya seorang remaja usianya 15 tahun tapi
kecerdasannya seperti rata-rata orang berumur 20 tahun, jadi IQ-nya = 20 :
15 = 1,33 kemudian dikali 100, berarti IQ-nya 133. Ini termasuk sangat
superior. Angka usia mental ini diperoleh berdasarkan hasil tes yang telah
dikerjakan.
Pada anak balita, pembanding kecerdasan adalah bagaimana anak tersebut
mencapai kemampuan yang bersifat motorik (ketrampilan gerakan). Jadi, kalau
ingin mengetahui kecerdasan yang lebih bersifat kognitif, menurut pendapat
saya, sebaiknya dilakukan setelah anak tsb menginjak sekolah dasar,
setidaknya kelas tiga atau empat SD.

Pengertian Tes EQ
EQ, yang beberapa pakar menyebutnya sebagai ”IQ Sosial”, adalah kemampuan untuk memahami dan bertindak bijaksana dalam menghadapi atau berhubungan dengan orang lain. Si EQ ini terkait erat dengan otak kanan. Hal-hal seperti emosi, daya kreasi atau empti bertempat di belahan otak yang satu ini.
Untuk mencapai kesuksesan hidup, orang tidak butuh IQ tinggi tapi justru butuh EQ yang tinggi. Contohnya, orang yang cerdas bukan main tapi gampang putus asa dan tidak mampu berempati pada orang lain cenderung dijauhi lingkungan sosialnya. Nah, biar pintar sekalipun, tapi judes, mana ada yang suka kan? Sementara orang ber-IQ biasa-biasa saja tetapi sanggup bergaul sehat, tidak kuper dan tidak pula kebablasan, umumnya lebih berhasil dalam hidupnya. Maraknya tawuran pelajar salah satunya karena ABG kurang terlatih keterampilan emosional sehingga kesulitan menerima perbedaan dan tak mudah bertoleransi dengan orang lain.

Manfaat Tes EQ
Melalui tes EQ maka setidaknya akan memberikan manfaat yaitu :
1. Mengenali Jenis dan Tingkat Keadaan Emosional Diri sendiri
2. Bagaimana Cara Mengendalikan emosi secara ’wajar’
3. Bagaimana cara Meningkatkan kecerdasan emosi untuk meningkatkan kualitas interaksi dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan social




Perbedaan IQ dan EQ

Harus dipahami, bahwa ada perbedaan antara kecerdasan emosional dengan kecerdasan intelektual. Goleman mengungkapkan, bahwa kecerdasan intelektual itu sesungguhnya pembawaan sejak lahir. Kecerdasan emosional tidak demikian. Sedangkan kecerdasan emosional merupakan jembatan antara yang kita ketahui dan lakukan. Dengan semakin tinggi kecerdasan emosional, akan semakin terampil melakukan apapun yang kita ketahui benar

Artikel Terkait Tes IQ dan EQ
INGIN ANAK CERDAS? IQ TERNYATA BUKAN SEGALANYA
Bagaimana sih sebetulnya yang dimaksud dengan anak cerdas? Tentu jawabannya beragam. Yang jelas, kecerdasan meliputi banyak aspek, dari bahasa hingga emosi.
Alkisah, ada empat anak yang kesemuanya bernama Rudi. Rudi pertama, hobi membuat kapal-kapalan. Ia juga sangat suka pelajaran matematika. Rudi yang kedua sangat suka olah raga. Rudi yang ketiga, lain lagi. Ia punya hobi bermain dengan gunting. Hampir semua benda yang ada di depannya ia gunting. Sementara Rudi keempat sangat suka bermain masak-masakan. Nah, di antara ke-4 Rudi itu, mana yang paling cerdas? Ternyata, sebagian besar orang menjawab bahwa Rudi nomor satulah yang paling pandai.
Analogi ini disampaikan oleh Dr. Seto Mulyadi, Psi.Msi., psikolog anak yang akrab dipanggil Kak Seto dalam seminar bertema Mencetak Anak Sehat, Cerdas dan Kreatif yang diadakan Tabloid Nakita beberapa waktu lalu, untuk menunjukkan betapa budaya masyarakat kita cenderung masih menganggap anak cerdas adalah anak yang jago matematika atau hitung-hitungan. Padahal, tentu tidak selalu.
Kecerdasan sangat beragam. Ada anak yang cerdas dalam hal berbahasa, ada juga yang jago hitung-hitungan seperti Rudi pertama tadi, ada pula yang jago menggambar, bermain musik, dan sebagainya. "Perkembangan masing-masing anak tidak sama. Bisa jadi, ada anak yang cerdas kata, tapi lamban dalam hal menggambar," ujar Kak Seto.
Lantas, bagaimana cara mengembangkan kecerdasan dan kreativitas anak? Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, bisa dengan melakukan tes IQ. Namun, IQ bukanlah segala-galanya. Kecerdasan anak bisa dioptimalkan melalui beberapa hal, antara lain:
1. Pengembangan bahasa
Yang terpenting, sering-seringlah mengajak berdialog, bahkan saat anak masih bayi. Lalu, jika anak sudah mulai masuk TK, beri ia kesempatan untuk mengemukakan pendapat. "Pancing dengan pertanyaan, apakah ia senang di sekolah, bukan menanyakan dapat nilai berapa," jelasnya.
2. Kemampuan dasar matematika
Dapat dikembangkan dengan mengenalkan konsep matematika sederhana. Misalnya, menghitung jumlah anak tangga atau tinggi dan berat badan anak.
3. Kebutuhan ilmiah
Tak ada salahnya mengajak anak mengamati pertumbuhan kecambah, proses telur yang menetas, memperhatikan pesawat udara tinggal landas, dan sebagainya.
4. Suka mempelajari sesuatu yang baru
Orang tua bisa memberi rangsangan dengan bermain logico. Permainan ini juga bisa memicu interaksi antara anak dan orang tua.
Nah, jika Anda sebagai orang tua bisa memberi dorongan dan motivasi, jangan heran jika anak 'ngotot' menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan belajar bersama Anda. Waktu masih kecil, semua pertanyaan Steven Spielberg selalu dilayani oleh orang tuanya. Dan cara ini ternyata berhasil mencetak seorang sutradara film handal.

MASA KEEMASAN
Otak bayi berkembang pesat menginjak trimester kedua, dan ini akan berlangsung hingga usia 18 bulan. Setelah itu, perkembangannya akan mulai melandai. Oleh karena itu, usia di bawah 2 tahun biasa disebut sebagai masa keemasan (Golden Age). "Jika pada masa ini bayi kurang mendapat gizi, bisa terjadi gangguan-gangguan yang akan berpengaruh pada aspek kognitifnya," ujar Prof. Dr. Ali Khomsan, Ms., Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, dalam seminar yang sama.
Oleh sebab itu, seorang ibu harus memahami pentingnya gizi bagi anak. Ketika bayi baru lahir, jumlah sel otaknya sudah mencapai 66 persen dan beratnya 27 persen dari berat maksimal. Kemudian, sel-sel otak akan tumbuh sampai 90 persen dari berat maksimal. Jika berat otak dewasa rata-rata 1400 gram, maka di usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 1200 gram. "Artinya, usia ini memang masa perkembangan otak yang sangat cepat."
Ali Khomsan menyarankan agar di usia 2 tahun, otak anak diberi stimulus yang bisa memacu pertumbuhannya. "Masukan yang terbaik adalah kolesterol dan asam lemak esensial yaitu Omega 3 dan Omega 6," ujarnya. Ini bisa diperoleh lewat pemberian susu, apalagi sekarang ini hampir setiap produk susu kaleng mengandung Omega-3 dan Omega-6.
Bisa juga dengan memberikan sebutir telur ayam kampung setiap hari. "Ini sudah memadai bagi seorang anak." Sumber ikan laut juga bisa menjadi alternatif pengganti telur ayam kampung. "Sayangnya, orang Indonesia tidak terlalu suka makan ikan laut dan cenderung suka pada ikan air tawar yang kadar Omega 3-nya tidak terlalu tinggi."
Pertumbuhan otak di masa keemasan ini ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Untuk mengetahuinya, bisa dilihat dari kemampuan anak disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Misalnya, umur 12-18 bulan adalah usia di mana seorang anak mulai berjalan.

SIFAT UNIK
Berbagai cara dapat menjadi masukan yang positif bagi si balita. Hal termudah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan rangsangan sejak masa kehamilan. Misalnya, dengan memberi sentuhan lembut, dekapan, belaian, atau menyenandungkan lagu. Ini dimaksudkan supaya anak memperoleh suasana kasih yang hangat.
Saat anak menginjak usia balita, mendongeng bisa menjadi salah satu sarana yang cukup ampuh untuk berkomunikasi dengan mereka. Misalnya, dengan membuat boneka dari sapu tangan lalu seolah-olah berbicara dengan boneka tersebut. Dari situ, orang tua menyisipkan pesan pada anak dengan cara yang tidak memaksa. Misalnya, harus mau bangun pagi dan sebagainya.
Selain itu, orang tua harus paham bahwa anak memiliki sifat yang unik. Jadi, anak yang satu pasti tak pernah sama dengan anak lain. Ada yang pandai menyanyi, tapi tidak terampil dalam hal berhitung, ataupun sebaliknya. "Ini karena secara genetik mereka memang sudah berbeda," ujar Kak Seto. Akibatnya, potensi tiap anak pun berlainan. Ini bisa diibaratkan dengan merekahnya bunga yang bermacam-macam warnanya di sebuah taman secara bersama-sama.

SETIAP ANAK BISA KREATIF
Untuk menggali kemampuan anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
- Anak tak sama dengan orang dewasa. Ada batasan-batasan yang membedakan mereka dengan orang dewasa. Agar anak mau belajar, diperlukan kesabaran dan toleransi mendalam. "Jangan segan-segan mengacungkan jempol jika anak dapat melakukan sesuatu atau punya prestasi," lanjutnya.
- Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dari mulai membaca, menulis sampai berhitung. Misalnya dengan menempel tulisan "kursi" di kursi makan atau alat-alat rumah tangga yang lain. Secara tidak langsung, anak akan belajar tanpa paksaan dari siapa pun.
- Beri keleluasan anak untuk berkembang. "Kalau dulu waktu masih bayi, anak tampak begitu lucu, maka saat berusia 3 tahun, jangan meminta ia lucu seperti sebelumnya." Perilaku anak akan berkembang sesuai fase perkembangan yang dilaluinya.
- Ingat, anak itu suka meniru. Ini adalah hal yang wajar bagi anak-anak. Bahkan, meniru adalah salah satu proses pembentukan tingkah laku anak. Misalnya, anak suka berbohong. "Berarti ada yang perlu dicermati, apakah lingkungan sekitarnya berperilaku seperti itu." Bisa jadi, anak pernah melihat ibunya menyuruh pembantu berbohong pada tamu. Dari situ, anak melihat bahwa berbohong itu boleh, sehingga ia pun meniru. Anak yang gemar membaca juga bisa jadi juga meniru dari orang tuanya yang juga hobi membaca. Oleh karena itu, "Orang tua dan guru seharusnya bisa menjadi teladan yang nyata dan baik bagi anak."
- Setiap anak bisa jadi kreatif. Jangan sedikit-sedikit anak dimarahi. Misalnya, salah memberi warna pada tugas menggambarnya. Intinya, beri anak kesempatan untuk berpikir berbeda. "Saya pernah lihat sebuah TK yang secara berkala membolehkan muridnya menyanyikan lagu yang ia ciptakan sendiri." Jika anak dikondisikan seperti ini, otak kanan yang berfungsi sebagai pusat kreativitas pun akan terus terasah.

KECERDASAN EMOSIONAL ITU PERLU
Ada banyak kecerdasan yang melingkupi anak, dan menurut ahli, saat ini kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ)-lah yang memegang peran penting dalam mencetak anak yang sukses nantinya. Di dalam kecerdasan emosional itu terdapat pula kecerdasan sosial. Di sini anak bisa memahami dan mengerti orang lain. Ia juga bisa bersikap bijaksana atas apa yang ia alami dan hadapi.
Untuk melatih kecerdasan emosional ini, orang tua harus menampilkan suasana damai dengan sikap saling menghargai satu sama lain, tekun, ulet dan banyak memberi senyum. "Kalau anak bertanya, kenapa Mama nggak salat, jangan langsung marah, tapi catatlah dan buat perjanjian untuk juga mencatat apa yang anak lakukan. Misalnya, tanyakan kenapa anak malas makan dan sebagainya." Dengan demikian, suasana demokratis pun mulai tercipta sejak dini.

Untuk mengetahui apakah gizi yang diberikan itu telah memacu tingkat intelegensi anak, ia menjelaskan bahwa orang tua tidak semata-mata langsung tahu dari perilaku anak.

"Kecerdasan seorang anak tidak diketahui sampai ia memperoleh input lain dari lingkungan sekitarnya." Berdasarkan penelitian yang ditemui oleh Ali Khomsan kalau usia keemasan itu terlampaui dalam keadaan kurang gizi, maka IQ yang diukur nanti dan setelah itu ia mengalami perbaikan, perbaikannya ini sudah tidak bermakna untuk memperbaiki IQ yang sudah terlanjur kurang."

Pertumbuhan otak yang di masa keemasan ini ternyata sangat mempengaruhi perkembangan motorik. Untuk mengetahui seberapa jauh otak anak berkembangtingkat intelegansi anak, bisa dilihat dari "Dari aspek kesehatan itu sudah ada tahapan-tahapannya tetapi sebenarnya di sini sudah ada range atau kisaran." Misalkan, kisaran umur untuk anak yang bisa jalan yaitu antar 12-18 bulan. "Jadi kalau terjadi hal tersebut jangan terlalu bingung karena dari aspek kesehatan sudah ada tahapan-tahapannya.
Ia berpendapat bahwa sebenarnya antara perkembangan motorik itu berkaitan dengan aspek kecerdasan. "Misalnya apakah anak yang berumur 1 tahun bisa ngomong itu cerdas, ya belum tentu, belum ada teori yang mengaitkan kalau anak itu bisa jalan dengan cepat, bisa ngomong lebih cepat dibanding yang seusianya itu berarti lebih cerdas dibanding yang lain."
0 komentar

English




Recount text

Last week, my classmate named Yudho and I did the English assignment together. We did it in my house. Yudho came to my house by his motorcycle at 07.00 p.m. We had to do the assignment quickly because it was very much. We worried if we did it slowly; we would come late to school the next day.
When we almost finished the assignment, it was raining. We thought the rain would stop in a few minutes again. But until we had finished it, the rain didn’t stop. We waited and wished the rain would stop as quickly as possible. We were waiting so long, but the rain did not stop yet. We saw the clock and realized that it was almost 12.00 p.m. I thought it was better to Yudho to sleep in my house, because if he went home at that night, he would be wet when he arrived home and he would be sick. Moreover, in raining condition, the road was slippery; it was very risky if he rode his motorcycle. I told him about what I thought. I ordered him to sleep in my house. He accepted my order. He decided to sleep in my house. He was very sleepy. He slept before me. He forgot for sending a text to his mother that he was going to sleep in my house. So, I sent a text to his mom.
The next day, I had woken up before him. I woke him up and told him to go home then. He went home. At 07.00 a.m., we went to school and we still felt very sleepy. It was not matter we were sleepy. The most important thing was we had finished our assignment.


Descriptive text


KOi is a kind of beautiful fish from Japan. It is the descendant of carper, Japanese endemic fish. Its size is fifty until eighty centimeter. It has a mustache like a catfish. There are two colours of its eyes, black and red. The most interesting thing bout Koi which cause some people interested to have it is Koi has wonderful skin colours. Those colours are red, white, yellow, orange, gray, black, and golden. A Koi usually has two until three combination of those colours, but there are some Koi which has one colour. Based on the colours, Koi is classified in some kinds, such as Kohaku, Sanke, Sushui, etc. Koi is often used as symbol of fish lover communities. Chinese believe that have Koi will make they have a lot of luckiness.



Procedure

Do you know how to make fish nugget? It is very easy. Let me explain you about the steps. The ingredients you will need are one kilogram of fresh fish meat, three spoons of sago flour, celeries, garlic, onion, two eggs, bread flour, salt, and monosodium glutamate (MSG). If you don’t like MSG, you can change it with sugar. First, separate the meat of fish with the bone and skin. Cut up the meat into small pieces. You can only cut up it, don’t blend it by blender. Next, blend garlic and onion. Slice the celeries into thin pieces. After that, mix the fish meat, blended garlic and onion, thin pieces of celeries, sago flour, and eggs. Put it on the baking pan and steam it in 30 minutes. After 30 minutes steamed, take the baking pan out and wait until it is cold. When it has been cold, slice into dice pieces. Then, smear the dice pieces with egg and cover with bread flour. Finally, fry it in hot oil and it is ready to serve.
 
;